Ini tentang askara di bumi, yang bertumpu demi melaksanakan ikat janji.
Kala itu angin menjemput mesra suara tawa, yang menggema bersama suka. Giliranmu, kata-Nya. Kau menolak. Bagaimana sukma kecil nan ruai bertahan? aku ingin berdiam, katamu.
Sepetak sawah yang menguning, segerombolan ikan yang bebas berenang, senja merah yang membayang, dewi datang memberikan layar pengharapan.
Dengan beribu asa, sukma pun menyelam. Tak sabar bertemu, tak sabar dengan garisku, katamu.
Hingga tangis pertama hadir, menyapa tiap jiwa dalam ruang. Semesta pun tersenyum, akan kehadiran seorang insan.